Laman

Friday 24 October 2014

Poetry : Timnas Indonesia


Assalamu'alaikum
late post maybe, ehm I made this poetry to support  our national team, although we didn't pass the competition, hope someday we can :)



Saturday 18 October 2014

TUTORIAL PHOTOSHOP


Assalamu'alaikum wr.wb
Find the great tutorial Photoshop, I ask for permition to share it too. Hope can be usefull. 


 cara Membuat Poster dengan mudah di photoshop  yang semua gambarnya kita ambil dari internet. Poster yang dibuat adalah lomba fotografi.
poster22 Membuat Poster dengan mudah di photoshop
1. Siapkan dulu semua gambarnya, anda bisa memakai gambar yang persis atau cari di internet.
Gambar Kertas
poster5 Membuat Poster dengan mudah di photoshop
Gambar Siluet
Gambar Kamera
 poster3 Membuat Poster dengan mudah di photoshop
Gambar Orang
poster2 Membuat Poster dengan mudah di photoshop
 Gambar Slotip
poster6 Membuat Poster dengan mudah di photoshop
Gambar Label
Gambar PIN
poster7 Membuat Poster dengan mudah di photoshop
2. Buat file baru dengan ukuran A4.dan masukan Gambar Siluet, ubah layer Style nya denganLayer-Layer Style-Color Overlay beri warna hitam
poster8 Membuat Poster dengan mudah di photoshop
poster9 Membuat Poster dengan mudah di photoshop
 Sehingga gambar seperti di bawah
poster10 Membuat Poster dengan mudah di photoshop
 3. Tambahkan Gambar orang
poster11 Membuat Poster dengan mudah di photoshop
Dan tambahkan beberapa gambar lainnya seperti kertas, slotip.
poster12 Membuat Poster dengan mudah di photoshop
4. Tambahkan text pada layer /gambar kertas, dengan menggunakan Horizontal Type Tool, isi dengan pengumuman/data lengkap lomba.
poster20 Membuat Poster dengan mudah di photoshop
poster13 Membuat Poster dengan mudah di photoshop
Tambahkan Slotip dan judul lomba nya.
poster14 Membuat Poster dengan mudah di photoshop
poster15 Membuat Poster dengan mudah di photoshop
5. Tambahkan bentuk kotak, anda bisa menggunakan Rectangle tool
poster21 Membuat Poster dengan mudah di photoshop
poster16 Membuat Poster dengan mudah di photoshop
6. Tambahkan beberapa text lagi jika perludan gambar lainnya.
poster18 Membuat Poster dengan mudah di photoshop
poster19 Membuat Poster dengan mudah di photoshop
Mudah sekalikan Membuat Poster dengan mudah di photoshop .

Saturday 11 October 2014

Menyebarkan Salam

Assalamu'alaikum wr.wb.
Today I and my friend followed SIAP Pekan Ke-3 ( Study Islam Akhir Pekan) , and our beloved tutor gave us this wonderful lesson  about GREETING. Small thing that every moslem can do but it have much benefit. Hope we can share all of good things each other :)
Menyebarkan Salam

      Barang siapa yang biasa menyebarkan salam, maka akan timbul kasih sayang dan dimudahkan ke dalam syurga, seperti disabdakan oleh Rasulullah SAW : “Kamu tidak akan masuk ke dalam surga hingga beriman dan kamu tidak beriman hingga saling mencintai diantara kamu. Sukakah saya tunjukkan sesuatu yang jika kalian kerjakan akan timbul saling cinta diantara kamu, sebarkanlah salam diantara kalian.” (HR. Muslim)

Manfaat:
- melimpahkan kebaikan
- mengalirkan rahmat
- bernilai berkah apabila dilakukan dengan tulus

     Ucapan salam menyiratkan pesan untuk membicarakan dan melakukan hal-hal yang baik yang dapat menyelamatkan diri dan saudaranya sesama muslim.

Hikmah:
- membangkitkan rasa aman
- mempererat iktan ukhuwah (hubungan)
- menumbuhakn rasa cinta

Hukum:
Sunah Muakkadah : sesuatu yang banyak diberikan motivasi oleh syariat untuk dikerjakan.

Saat -Saat Mengucapkan Salam
- mengakhiri solat
- memasuki majelis dan keluar majelis
- masuk ruangan yang pantas dibacakan atau diucapkan salam
- menulai dan mengakhiri ceramah
- masuk ke kuburan muslim


Adab Salam:

- orang yang naik kendaraan kepada pejalan kaki
- pejalan kaki kepada orang yang sedang duduk
- orang sedikit kepada orang yang lebih banyak
- muda kepada yag tua

Larangan Mengucapkan Salam:
- orang kafir
- orang jahat atau memusuhi Islam







CERPEN : Long Distance


Assalamu'alaikum wr.wb.
Have a simple story, it's just to have fun :). Happy Reading !

Long Distance
          “Teng…teng…teng…!”, bunyi bel berakhirnya jam pelajaran hari ini. Waktunya ishoma bagi para siswa sebelum selanjutnya mengikuti kegiatan organisasi di sekolah.Siang yang cerah ini, sepertinya ada sesuatu yang berbeda.Apa ya...Rista masih melakukan aktivitasnya seperti biasa, mengabsen anggota PMR. Tapi, hari ini sekolah kelihatannya lebih ramai. Ya, hari ini kan ada kegiatan Try Out Ujian Nasional bagi kelas XII.
          “Kelas kita lagi dipake TO untuk kelas XII ya, Ta?.”, tanya Nisa.
          “Iya Nis…emang ada apa?.”, jawab Rista.
          “Ya nggak kok, cuma pengen nanya doang, berarti mereka pulang ya bareng kita nih.”, sahut Nisa pada Rista.
          “Bilang aja seneng, nanti pulang bareng kakak, iya kan?.”, kata Rista sambil melihat absen.
          “ Hehe…iya sih.”, ujar Nisa.
          “Oh ya Nis temenin aku ke UKS dong, aku mau nyimpen absen nih.”, pinta Rista pada Nisa.
          “Oke deh,  ayo.”,  Nisa menuruti ajakan temannya itu.
          Setelah memastikan semua anggota sudah diabsent, Rista menuju ruang UKS.Tapi, melewati sekumpulan senior membuatnya merasacanggung.Ia berniat untuk berjalan cepat-cepat saja.
          “Rista, Rista, kesini dek…Rista aja, ayo cepetan!.”, seru Mbak Neneng senior Rista.
“Aduh, mbak Neneng manggil lagi, padahal barusan aja mau lari. Ada kumpulan senior ststtttttttt……yang kayak gitu deh.”, bisik Rista dalam hati.
“Bye-bye Rista sayang, aku duluan ya.”, bisik Nisa.
“Iya mbak,” sapa Rista, “ada apa ya mbak?.”, tanya Rista pada mbak Neneng.
“Lagi latihan organisasi kan?.”, tanya mbak Neneng.
“Iya mbak.”, jawab Rista
“Dek, ini gimana sih, kok ada organisasi lain yang ikut latihan di tempat kita?.”, mbak Vera mulai bicara.
Mbak Vera adalah senior Rista di organisasi.Orangnya agak cerewet gitu.Tapi sebenarnya baik kok.
“Mereka memang lagi ada acara diluar masjid mbak.”, Rista mencoba memberikan alasan.
“Oh gitu…tapi jangan nganggu yang lain latihan dong, kan mereka bisa menggangu organisasi lain.”, seru mbak Vera.
“Ntar dikasih tau ya dek.”,ujar mbak Neneng lagi.
“Iya mbak.”, jawab Rista.
Sebenarnya mbak-mbak senior itu pada baik-baik sih.Mereka cuma mau ngajak Rista ngobrol, sambil dijahilin gitu.Soalnya Rista memang anak yang agak lugu, tapi cukup aktif di organisasi.Rista paling takut kalau sampai kena marah senior.
“Tapi kan seharusnya mereka udah tau.”, mbak Vera menambahkan.
“Iya bener itu dek.”, mbak Virsa teman mbak Vera juga bicara.
“Yang lain kok nggak ingetin juga sih?.”, ujar mbak Vera lagi,“Kan setiap organisasi punya tempat sendiri-sendiri.”.
“Betul, betul, betul.”, mbak Neneng bicara.
Dan…..banyak banget yang diomongi.Apalagi mbak Neneng, ngomongnya sambil pake ekspresi baca puisi.Menghayati banget. Ya, mbak Neneng memang pinter baca puisi dan sering memenangkan berbagai lomba. Tapi, karena ekspresi yang menurut Rista agak menakutkan itu, Rista jadi mundur-mundur kebelakang deh, menghindari mbak Neneng yang semakin maju kedepan. Aduh, kayak apa aja.
“Udah, jangan ganggu adek itu kenapa?.”, seru sesorang yang berasal dari dalam kelas.
“Ada suara, dari mana?, menoleh kedalam kelas dan nggak ada siapa-siapa. Cuma ada….ah, kakak itu, serius dia yang ngomong?.”, tanya Rista dalam hati.
Gawatnya mbak Neneng kayaknya masih mau meneruskan puisinya. Mbak yang lain kayaknya tenang-tenang aja. Apalagi setelah mendengar suara Kak Awan yang menyejukan hati.
“Udah, biarin adek itu pergi, jangan diganggu.”, ujar Kak Awan.
Mbak Neneng tersayang mungkin denger, tapi seperti ia tidak menghiraukannya.
“Udah cukup, dibilangi jangan diganggu.”, ujar Kak Awan lagi.
“Ciye, Awan belain adek Rista tuh.”, mbak Virsa bicara sambil senyum-senyum.
“Wah, Awan.”,seru mbak Vera.
“Adek Rista dibelain Awan, so sweet-nya.”,mbak Neneng menambahkan.
“It’s real…?.”, tanya Rista dalam hati.
Kak Awan beranjak dari tempat duduknya.Berdiri dibelakang Rista.Membentangkan tangannya untuk menghalangi mbak Neneng yang terus maju patang mundur dengan semangat 45-nya membaca puisi nasihatnya.
“Ahh, rasanya seneng banget. Jujur binggung harus seperti apa nih.”, kata Rista dalam hati.
Akhirnya hanya senyum yang tersimpan dibalik absen yang muncul.Rasanya seneng banget.
“Mau jalan kan tadi?,  lanjuti aja.”, kata Kak Awan.
“Iya, permisi ya mbak, kak.”, Rista menjawab.
Untuk sesaat rasanya Rista tak percaya dan masih binggung dengan kejadian tadi. Selama ini ia memang mengangumi sosok Kak Awan. Kak Awan adalah senior Rohis dan juga Ketua Ikatan Remaja Muslim di kota Palembang. Beberapa teman-teman cewek Rista juga sudah tau kalau Rista menggangumi Kak Awan, bahkan kalau Kak Awan lewat di depan kelas, jalan ke kantin, ke kantor, temen-temen sering memanggil Rista dan menarik Rista keluar untuk melihatnya.
Pernah suatu hari, Kak Awan lagi di perpustakaan.Elda bela-belain ngajak Rista ke perpus juga. Kebetulan, Rista memang mau mengembalikan buku yang ia pinjam. Tapi,karena  mungkin itu buku udah lama banget nggak dikembalikan, akhirnya kena denda deh.
“Aduh lupa  bawa uang, ya harus kekelas lagi nih ambil  uangnya.”, bisik Rista dalam hati.
“Elda kekelas lagi ya, lupa bawa uang nih.”, ujar Rista pada Elda.
“Aduh, iya deh aku juga nggak bawa uang, kenapa tadi nggak bawa uang ya.”, kata Elda.
Tapi setelah mengambil uang, dan kembali ke perpus Kak Awan pun sudah kembali ke kelasnya.
“Ah, udah pulang Ta,”ujar Elda, “telat!.”
“Ya udah, tunggu bentar ya aku bayar denda dulu.”,jawab Rista dengan ekspresi datar.
Rista mengambil napas panjang.Dan mereka kembali ke kelas.Sebenarnya Rista cukup sering berkomunikasi dengan Kak Awan via facebook.Namun, hanya sebatas menanyakan perihal sekolah.Oleh karena kejadian itu, Rista jadi semakin mengangumi sosok Kak Awan. Kakak yang manis dan pendiam itu. Secara tidak langsung Rista berterimah kasih nih sama mbak-mbak senior yang telah memanggilnya dan sedikit jahil waktu itu.
          Mendekati Ujian Nasional, Kak Awan jarang terlihat ada diluar kelas. Ia mungkin harus fokus menghadapi ujian. Begitu pula dengan kelas XI, mereka juga harus mempersiapkan diri untuk ujian kenaikkan kelas.
          Setelah ujian nasional, kelas XII sudah tidak sekolah lagi.Itu berarti Rista sangat jarang melihat Kak Awan apalagi berkomunikasi dengannya.
---
          Hari perpisahan seakan menjadi permulaan cerita. Awalnya Rista harus dipaksa sama teman-teman untuk mau foto bareng sama Kak Awan. Walaupun malu-malu, tapi seneng deh akhirnya bisa foto sama Kak Awan.
“Ayo cepetan, itu Kak Awannya!.”, seru Nisa.
“Nggak mau ah, malu, nggak jadi aja deh.”, Rista berkata.
“Aduh, nanti kan jarang ketemu, jadi ayo.”, Nisa mencoba memaksa Rista.
“Aww…. sakit tau, jangan ditarik-tarik!.”, ujar Rista sambil mengusap tangannya yang tadinya dipegang erat oleh Nisa.
“Supaya nggak kabur kamunya.”, Nisa menambahkan.
Nisa, Elda, Dina, Suci, Tika, Zani, Leha berhasil membuat Rista mau foto bareng. Di depan sang kakak, mereka bilang mau foto rame-rame. Ternyata mereka kabur, dan membiarkan Rista dan Kak Awan saja yang di foto. Oh…teman-teman.
“Nah, fotonya bagus nih.”, kata Leha.
“Iya dong, siapa dulu fotografernya, Leha.”, ujar Zani.
“Hehehe…syukron.”, sahut Leha pada Zani.
Saat itulah, Kak Awan mengobrol dengan  Rista. Ia bahkan meminta nomor telpon Rista. Awalnya dari komunikasi via facebook, sekarang udah lebih simple yakni via handphone.Rista dan Kak Awan jadi sering berkirim pesan singkat. Mulai dari membicarakan soal rencana Kak Awan yang akan meneruskan kuliahnya, hobi, dan olahraga. Ternyata mereka sama-sama suka olahraga basket loh.Rista sendiri memang sering melihat Kak Awan main basket. Wajar saja, kelasnya kan di depan lapangan basket.Ketauan deh, kalau sering jadi secret admirer (pengagum rahasia).
Hari ulang tahun Rista dan Kak Awan cuma beda 3 hari. Tapi, Rista lupa kapan tepatnya Kak Awan ulang tahun. Kalau nggak dikasih tau sama Elda, Rista nggak inget tuh. Akhirnya, Rista baru mengirimkan ucapan selamat ulang tahun pada esok harinya.Kak Awan pun baru membalas pesan Rista ketika hari ulang tahun Rista.
---
          Tahun ajaran baru nih, Rista sekarang kelas XII, dan Kak Awan melanjutkan pendidikannya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.Alhamdulilah, Rista juga turut senang. Berarti Kak Awan akan tinggal di Jakarta, dan…yup, lumayan jauh ya?.Mereka terpisah jarak antara Palembang-Jakarta, dan mungkin nggak akan ketemu deh. Tapi, itu kan demi pendidikan. Rista juga harus konsen belajar nih, supaya ujian nasional lancar dan bisa lulus di perguruan tinggi yang diinginkan,amin.
          Sesekali Kak Awan mengirimkan pesan, menanyakan kabar dan sekolah, Rista juga demikian.Mereka berkomunikasi hanya lewat telpon.Selama hampir satu tahun mereka nggak pernah ketemu. Tahun pertama ia kuliah, Kak Awan jarang pulang ke Palembang. Pernah sih pas Idul Fitri, tapi hanya 3 hari.Rista sendiri mudik ke Belitung bersama keluarganya satu minggu. Tapi, tetep bisa lihat Kak Awan kok,kanada video call. Kelihatan Kak Awan tambah kurus, tapi tetap manishehehe.
---
          Setelah menempuh ujian nasional, ada banyak waktu luang.Namun, harus digunakan se-efektif mungkin untuk bimbel sebagai persiapan untuk ikut ujian tertulis masuk perguruan tinggi. Awalnya mau ikut program bimbel di Jakarta, tapi ibu bilang di Palembang juga bagus. Jadi, Rista batal bimbel di Jakarta.Rista sibuk bimbel, Kak Awan juga sibuk ujian semester.Jadi, jarang banget komunikasi akhir-akhir ini.
          Satu bulan kedepan adalah pengumuman masuk perguruan tinggi jalur undangan.Deg-deg-an banget.Semoga Rista bisa lulus Ya Allah.Alhamdulilah, Allah mengabulkan doa-doa Rista.Rista lulus Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung.Rista bersyukur sekali, karena dari kecil Rista memang pengen banget kuliah di Unpad seperti ayahnya.
          Kuliah di Bandung berarti jaraknya nggak terlalu jauh dengan Jakarta.Paling tidak bisa ketemuan di Bandung untuk beli buku bareng.Aduh, ngarep sekali.Kak Awan juga senang, mendengar kabar bahwa Rista lulus.Ia langsung menelpon Rista malam itu juga.
“Kring…kring…kring!.”, bunyi telpon Rista.
          “Assalamu’alaikum.”, Rista menjawab telpon.
“Walaikumsalam dek, selamat ya udah lulus, semoga nanti jadi dokter yang baik ya.”, ujar Kak Awan.
“Syukron kak, iya amin. Mohon doanya ya kak.”, kata Rista.
---
Minggu depan, Rista sudah harus siap-siap berangkat ke Bandung. Ditemanin keluarganya, Rista ke Bandung untuk mengurusi keperluannya selama kuliah.Termasuk mencari kosan yang aman dan deket dari kampus.Tapi, sebelum ke Bandung, Rista mampir dulu ke Jakarta tempat budenya.Sekalian kalau ada waktu Kak Awan juga bisa bersilaturahmi ke rumah budenya.
Alhamdulilah, Kak Awan bisa meluangkan waktunya bersilahturahmi ke rumah bude. Sekalian ketemu ayah sama ibu Rista. Walaupun sebentar, tapi berkesan sekali.Maklum, sudah hampir satu tahun sejak Kak Awan kuliah di Jakarta, mereka tidak pernah ketemu.
          “Kangen banget.”, guman Rista dalam hati.
          Makan bubur ayam di deket rumah bude, rasanya enak banget. Udah lama nggak makan bubur ayam sama kak Awan. Terakhir sebelum kak Awan pergi ke Jakarta.
          “Enak nggak buburnya kak?.”, tanya Rista.
          “Subhanallah, ini lebih dari enak.”, jawab kak Awan.
Setelah mampir ke Jakarta, Rista ke Bandung.Alhamdulilah,sudah dapet kosan yang insyallah sesuai dengan keinginan.Cerita baru pun dimulai.
---
          Menghadapi awal-awal kuliah memang terasa berat.Tugas yang menumpuk dan juga waktu istirahat terbatas kayaknya menjadi teman akhir-akhir ini.Sebisa mungkin, Rista mulai cepat beradaptasi dengan kehidupan barunya.Ibu yang beberapa bulan ini nemenin Rista harus pulang ke Palembang.
          Setelah melewatkan masa-masa awal kuliah, Rista mulai terbiasa dengan kesibukannya.Namun, perkiraan awalnya bisa cukup sering ketemu Kak Awan meleset.Mereka sama-sama sibuk. Bahkan, ketika Rista main ke Jakarta, jalan ke toko buku bareng aja susah banget. Jarak antara kosan Kak Awan dengan rumah Bude Rista memang jauh.Ditambah macetnya itu loh.
          Kak Awan memang sering ke Bandung.Terutama ketika weekend memang enaknya jalan bareng.Walaupun hanya sekedar makan bubur ayam, itu sudah cukup.Melepas lelah selama satu minggu kuliah.Tapi, sering kali Rista dan Kak Awan punya kesibukkan sendiri-sendiri.Jadi, mereka jarang sekali bertemu.Telpon dan kirim pesan juga jarang apalagi video call.
          Suatu hari Kak Awan udah janji mau ke Bandung.Rencananya ke tokobuku bareng sekalian ketempat Bude Rista yang ada di Bandung.Hari itu ada acara di rumah bude, tapi keesokan harinya Kak Awan mengirim pesan.
          “Dek maaf ya, kakak nggak bisa ke Bandung.Besok kakakharus ke rumah dosen, ini mendadak. Salam buat bude di Bandung ya, tolong sampaikan maaf kakak.”, kata Kak Awan melalui pesan singkat.
          Ya, mau gimana lagi.Mendekati ujian skripsi semua malah tambah sibuk.Jangankan punya waktu bareng, waktu buat diri sendiri pun harus disita untuk menyelesaikan skripsi.Kak Awan sudah mau wisuda.Sementara Rista masih sibuk dengan skripsinya. Rencananya tahun depan bisa menyusul Kak Awan wisuda.
          Namun, setelah wisuda Kak Awan kembali ke Palembang.Ia mendapatkan tawaran pekerjaan disana. Rista sendiri harus mengikuti koas selama 2-3 tahun kedepan.Hal ini yang membuat mereka sulit untuk bertemu. Kemudian, jaraknya adalah antara Palembang-Bandung yang lumanyan jauh, ditambah dengan kesibukan Kak Awan dengan pekerjaannya yang menuntut profesionalitas dan jam istirahat Rista di rumah sakit yang terbatas. Terkadang baru terlelap sudah harus bangun lagi ada pasien.
          “Dek libur ya besok?,  maaf nggak bisa ke Bandung, masih ada pekerjaan disini. Have fun sama temen ya besok, jangan lupa istirahat, kangen.“, ujar Kak Awan dalam pesannya.
          “Iya kak.”,  jawab Rista
          “Ah, waktu libur cuma 2 hari dan nunggunya  itu lama banget. Kapan sih ada waktu bareng, kapan?.”, guman Rista dalam hati.
          Akhirnya, waktu libur malah terpakai buat nangis seharian.Dan akhirnya tertidur pulas melupakan kesibukan di rumah sakit dan kesepian di dalam hati.
---
          Waktu yang begitu berharga tak disia-siakan oleh Kak Awan.Ia bersama keluarga Rista menghadiri wisuda Rista.
“Alhamdulilah, selamat ya nak sekarang udah jadi dokter.”, ujar ibu Rista.
“Makasih  banyak bu atas doanya, semoga Rista bisa jadi dokter yang baik, doakan Rista bu.” , kata Rista pada ibunya.
“Ibu selalu berdoa buat kamu nak, tanpa kamu minta pun.”, kata Ibu Rista.
“Selamat dek, syukurlah kamu sekarang sudah lulus.”, kata Kak Awan
“Makasih banyakya kak.”, jawab Rista.
Namun, suasana bahagia yang terpancar dari setiap keluarga harus terhenti sementara.Rista memutuskan untuk mengabdikan dirinya ke Papua selama 1 tahun.Sementara Kak Awan mendapatkan beasiswa S2 di University of Melbourne Australia.Kak Awan memang menginginkan beasiswa tersebut.Namun, harus terpisah oleh jarak yang jauh lagi membuatnya berpikir dua kali untuk menerima beasiswa tersebut.
Sementara itu, Rista binggung harus berbuat apa. Ia binggung apakah ia akan sanggup untuk berpisah dengan Kak Awan dalam waktu yang cukup lama, lebih dari satu tahun Kak Awan disana. Waktunya lebih lama daripada ia di Papua.
Sebenarnya Kak Awan sudah lama mengetahui rencana Rista, ia berusaha mendukungnya tetapi ia tak tau akan sanggup ataukah tidak menghadapi rasa kangen yang pasti akan muncul nantinya. Papua bukan seperti jarak Palembang-Jakarta, Jakarta-Bandung, atau Bandung-Palembang.
Kak Awan memang berencana akanberkunjung ke Papua ketika libur menjenguk Rista, ataupun menghalalkan hubungan mereka terlebih dahulu agar ia bisa menemani Rista selama ia di Papua.Namun, tawaran beasiswa itu seakan menjadi gangguan tersendiri. Walapun disatu sisi ia juga menginginkannya.
Sementara itu, Rista menyetujui jika Kak Awan akan melanjutkan kuliahnya di Australia. Ia berusaha untuk sanggup menerima keadaannya nanti.Tetapi, Kak Awan masih bimbang.
“Bagaimana dengan komunikasi kita nantinya?.”, ujar Kak Awan.
“Kita bisa menggunakan surat untuk sementara waktu kak.”, kata Rista.
“Surat?.”, Kak Awan bertanya pada Rista dengan wajah binggung.
“Ya, karena Rista tak tau apakah bisa menelpon, sms, atau bahkan video call disana kak.”, jawab Rista pada Kak Awan.
“Rista yakin dengan semua ini?.”, tanya Kak Awan.
“Insyaallah Rista yakin kak.”, kata Rista mencoba menyakinkan Kak Awan.
“Baiklah kakak akan menerima beasiswa itu, tapi Rista harus janji untuk selalu menjaga diri disana selama kakak tidak ada.”, ujar Kak Awan pada Rista.
“Baiklah…Insyaallah kak.”, Rista setuju.
Akhirnya, Rista pergi ke Papua bersama rekan-rekannya. Mereka akan berada disana kurang lebih selama satu tahun.Rista pergi diantar oleh kedua orangtuanya, keluarganya, teman-temannya, dan juga Kak Awan.
Sementara itu, keesokan harinya Kak Awan pergi ke Melboure, Australia untuk melanjutkan kuliahnya.Keduanya sama-sama menempuh perjalanan yang jauh dan melelahkan.Papua dan Australia.
Di Australia, kak Awan tentu dengan mudahnya melakukan komunikasi. Memang melakukan panggilan telepon maupun sms dari Australia ke Indonesia cukup mahal.Tetapi, dengan menggunakan aplikasi-aplikasi yang sudah banyak terdapat di handphone, membuat komunikasinya terasa lebih mudah.Berbeda dengan Kak Awan, Rista tidak bisa terlalu sering menghubungi keluarganya.Hanya sepucuk suratyang bisa ia tulis untuk keluarganya dan kak Awan.Surat sarana komunikasinya.
Di dalam suratnya, ia menuliskan semua kata rindunya kepada kedua orangtuanya. Begitu juga Rista mengirimkan surat kepada Kak Awan, Kak Awan juga sangat merindukan Rista.
Sementara itu, Rista akan pulang lebih awal daripada Kak Awan. Meskipun sangat senang akan segera bertemu dengan keluarganya, masih ada satu hal yang menganjal dihatinya yaitu Kak Awan. Ia sangat menantikan kehadirannya. Didalam suratnya tertulis:
“Cepet pulang ya, Rista kangen kak.”, Ujar Rista dalam pesan singkatnya.
Kak Awan pun membalas surat Rista dan menuliskan sebuah puisi untuk Rista.
Kuterima suratmu ‘Tlah kubaca dan aku mengerti
Betapa merindunya dirimu akan hadirnya diriku
Didalam hari-harimu bersama lagi
          Kau tanyakan padaku kapan aku akan kembali lagi
          Katamu kau tak kuasa melawan gejolak didalam dada
          Yang membara menahan rasa pertemuan kita nanti
          Saat bersama dirimu
Semua kata rindumu
Semakin membuatku tak berdaya
Menahan rasa ingin jumpa
Percayalah padaku aku pun rindu kamu
Ku akan pulang melepas semua kerinduan
Yang terpendam
          Kau tuliskan padaku kata cinta yang manis dalam suratmu
          Kau katakana padaku saat ini kuingin hangat pelukmu
          Dan belai lembut kasihmu
          Takkan kulupa selamnya
          Saat kau ada disisiku
Semua kata rindumu
Semakin membuatku tak berdaya
Menahan rasa ingin jumpa
Percayalah padaku aku pun rindu kamu
Ku akan pulang melepas semua kerinduan
Yang terpendam
                      Jangan katakana cinta
                      Menambah beban rasa
                      Sudah simpan saja sedihmu itu
          Ku akan datang……
Isi puisi tersebut sangat membekas di hati Rista.Ia berharap waktu pertemuannya dengan Kak Awan segera datang. Maka tak ada lagi jarak yang memisahkan mereka berdua.